oleh Muammar Ibnu Rifa' Er-ranpoery pada 15 Januari 2010 jam 15:16
Suatu sore, seorang anak menghampiri ibunya di dapur. Kemudian anak tersebut menyerahkan selembar kertas yang telah ditulisinya. Setelah sang ibu mengeringkan tangannya dengan celemek, lalu ia membaca tulisan itu dan inilah isinya, diantaranya berisi soal upah seperti berikut ini:
Untuk memotong rumput, dua puluh ribu rupiah. Untuk membersihkan kamar tidur, sepuluh ribu rupiah. Untuk pergi ke toko disuruh ibu, lima ribu rupiah. Untuk menjaga adik waktu ibu belanja, lima ribu rupiah. Untuk membuang sampah, sepuluh ribu rupiah. Untuk membersihkan dan meyapu halaman, lima ribu rupiah. Untuk nilai raport yang bagus, tiga puluh ribu rupiah. Jadi jumlah UTANG IBU = DELAPAN PULUH LIMA RIBU RUPIAH.
Sang ibu memandangi anaknya dengan penuh harap. Berbagai kenangan terlintas dalam benak sang ibu, kemudian ia mengambil pulpen, membalikkan kertasnya, lalu ia menulis:
Untuk sembilan bulan ibu mengandung kamu, GRATIS. Untuk semua malam ibu menemani kamu, GRATIS. Untuk mengobati kamu dan mendoakan kamu, GRATIS. Untuk semua saat susah dan air mata dalam mengurusmu, GRATIS. Untuk seluruh jumlah harga cinta ibu adalah GRATIS. Untuk semua mainan, makanan, dan pakaian, semua GRATIS. Anakku ….. Seandainya kamu menjumlahkan semuanya, akan kau dapati bahwa seluruhnya adalah GRATIS.
Seusai membaca apa yang ditulis ibunya, sang anakpun berlinang air mata, kemudian sang anak menatap wajah ibunya, ia berkata: ”Bu, aku sayang sekali sama ibu”, lalu anak itu mengambil pulpen dan menulis sebuah kata dengan huruf-huruf besar: LUNAS”.
Bila kasih sayang seorang ibu kepada anaknya begitu dalam, padahal itu hanyalah satu bagian dari seratus bagian dari kasih sayang Allah Ar Rohim yang dibagikan kepada seluruh makhluknya (manusia, hewan) di dunia ini. Maka karunia kasih sayang yang seperti apa yang akan Allah berikan kepada para penghuni surga nanti yang perbandingannya 99 bagian. Allah Ar Rohim, Dialah Allah yang maha penyayang. Allah jauh lebih saying kepadamu dibanding siapapun. Allah tetap masih memberikan kita rizki meski kita tetap melakukan dosa. Allah tetap ingat kepada kita meski kita tidak pernah ingat kepada – NYA.
* disadur dari lembah hikmah
Untuk memotong rumput, dua puluh ribu rupiah. Untuk membersihkan kamar tidur, sepuluh ribu rupiah. Untuk pergi ke toko disuruh ibu, lima ribu rupiah. Untuk menjaga adik waktu ibu belanja, lima ribu rupiah. Untuk membuang sampah, sepuluh ribu rupiah. Untuk membersihkan dan meyapu halaman, lima ribu rupiah. Untuk nilai raport yang bagus, tiga puluh ribu rupiah. Jadi jumlah UTANG IBU = DELAPAN PULUH LIMA RIBU RUPIAH.
Sang ibu memandangi anaknya dengan penuh harap. Berbagai kenangan terlintas dalam benak sang ibu, kemudian ia mengambil pulpen, membalikkan kertasnya, lalu ia menulis:
Untuk sembilan bulan ibu mengandung kamu, GRATIS. Untuk semua malam ibu menemani kamu, GRATIS. Untuk mengobati kamu dan mendoakan kamu, GRATIS. Untuk semua saat susah dan air mata dalam mengurusmu, GRATIS. Untuk seluruh jumlah harga cinta ibu adalah GRATIS. Untuk semua mainan, makanan, dan pakaian, semua GRATIS. Anakku ….. Seandainya kamu menjumlahkan semuanya, akan kau dapati bahwa seluruhnya adalah GRATIS.
Seusai membaca apa yang ditulis ibunya, sang anakpun berlinang air mata, kemudian sang anak menatap wajah ibunya, ia berkata: ”Bu, aku sayang sekali sama ibu”, lalu anak itu mengambil pulpen dan menulis sebuah kata dengan huruf-huruf besar: LUNAS”.
Bila kasih sayang seorang ibu kepada anaknya begitu dalam, padahal itu hanyalah satu bagian dari seratus bagian dari kasih sayang Allah Ar Rohim yang dibagikan kepada seluruh makhluknya (manusia, hewan) di dunia ini. Maka karunia kasih sayang yang seperti apa yang akan Allah berikan kepada para penghuni surga nanti yang perbandingannya 99 bagian. Allah Ar Rohim, Dialah Allah yang maha penyayang. Allah jauh lebih saying kepadamu dibanding siapapun. Allah tetap masih memberikan kita rizki meski kita tetap melakukan dosa. Allah tetap ingat kepada kita meski kita tidak pernah ingat kepada – NYA.
* disadur dari lembah hikmah
0 komentar:
Post a Comment
Tulis Komentar, Kritik & Saran ANDA